Tidak Semua Gunung Api Bisa Meletus, Ini Arti Gunung Berapi Aktif

Jakarta -Gunung berapi Semeru meletus dan mengalami peningkatan aktivitas vulkanis hari-hari ini.

Gunung di Lumajang dan Malang, Jawa Timur itu merupakan satu dari beberapa gunung berapi aktif di Indonesia.

Dalam tiga tahun terakhir sejak 2020, Semeru telah empat kali erupsi.

Keempatnya terjadi ajeg alias rutin di bulan Desember.

Satu erupsi di Desember 2020, dua lainnya di Desember 2021, dan terakhir 4 Desember 2022 lalu.

Secara garis besar ada tiga jenis gunung api, yaitu gunung berapi aktif, gunung berapi tidak aktif, dan gunung berapi mati.

Gunung berapi aktif merupakan gunung yang menunjukkan aktivitas vulkanis dan dapat meletus kapan saja.

Gunung api tidak aktif merupakan gunung yang sudah lama tidak erupsi, tetapi kemungkinan bisa meletus kembali.

Gunung api mati merupakan gunung yang tak pernah lagi meletus dan tidak menunjukkan adanya aktivitas vulkanis.

Mengutip laman Phys.org, vulkanolog tidak menemukan kata sepakat terkait makna “aktif” gunung berapi.

Pasalnya, gunung api yang tak lagi meletus ribuan tahun pun tetap disebut aktif karena terdeteksi adanya aktivitas vulkanis.

Di sisi lain, terdapat pula gunung api yang belakangan kerap erupsi, tetapi kemudian tak menunjukkan aktivitas vulkanis sama sekali setelahnya.

Ilmuwan tidak dapat menentukan apakah gunung tersebut kemudian dikategorikan sebagai gunung berapi mati.

Karena kemungkinan aktivitas vulkanis dapat kembali terjadi di masa mendatang.

Sejumlah ilmuwan mendefinisikan gunung berapi aktif sebagai gunung yang menunjukkan tanda-tanda kerusuhan secara riil, seperti gempa dan emisi gas, akibat aktivitas vulkanisme secara signifikan.

Misalkan, kawah Gunung A menunjukkan adanya aktivitas vulkanis, maka gunung tersebut dapat disebut gunung berapi aktif.

Sementara itu, beberapa ilmuwan juga mendefinisikan gunung berapi dikatakan aktif apabila pernah meletus dalam kurun beberapa waktu terakhir.

Misalnya, Gunung B dikatakan aktif lantaran terakhir meletus seratus tahun atau seribu tahun lalu.

Program Vulkanisme Global Smithsonian mendefinisikan gunung berapi sebagai aktif hanya jika telah meletus dalam 10 ribu tahun terakhir.

Cara lain untuk menentukan apakah gunung berapi aktif menurut Asosiasi Vulkanologi Internasional yaitu menggunakan waktu sejarah sebagai referensi.

Menurut Universe Today ada sekitar 500 gunung berapi aktif di dunia saat ini.

Jumlah tersebut tidak termasuk gunung yang berada di bawah lautan.

Sebanyak 50 sampai 70 di antaranya meletus tiap tahunnya.

Bahkan, dalam semenit, 20 gunung berapi dilaporkan meletus secara bersamaan.

Tetapi tak perlu khawatir, aktivitas vulkanis harian ini tidak berbahaya.

Kecuali memang ditetapkan statusnya sebagai waspada oleh pemerintah.

Fakta menarik lainnya, dalam satu dekade terakhir, 160 gunung berapi telah meletus berkali-kali.

Sejarah mencatat, sebanyak 550 gunung berapi telah meletus sejak awal kehidupan manusia.

Mengutip laman magma.esdm.go.id, Indonesia merupakan negara dengan gunung berapi aktif terbanyak di dunia.

Hal ini karena Indonesia terletak di wilayah cincin api atau ring of fire.

Ini adalah jalur di mana aktivitas tektonik di lempeng bumi berpusat.

Tumbukan, selain menimbulkan aktivitas seismik, juga menyebabkan terbentuknya gunung berapi.

Total terdapat 127 gunung berapi yang tersebar di Tanah Air.

Sejauh ini, Indonesia diketahui sebagai negara dengan korban jiwa terbanyak akibat letusan gunung api.

Jutaan orang memang tinggal di radius dekat dengan gunung yang dapat meletus kapan saja.

Sehingga risiko saat gunung meletus pun tinggi, tak cuma korban jiwa, tetapi juga harta benda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *