9 Organisasi Gabung Bapanas untuk Program Kurangi Sampah Makanan di Indonesia

Jakarta -Kepala Badan Pangan Nasional atau Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan gerakan mengurangi makanan terbuang atau food waste di Indonesia memiliki nilai kepentingan yang tinggi.

Karena itu, Bapanas menggaet sembilan organisasi untuk bergabung menjalankan program pengurangan sampah makanan.

“Ini mengingat food waste berkorelasi erat dengan penanganan rentan pangan dan gizi yang saat ini tengah digenjot pemerintah,” ucap Arief dalam keterangan tertulis pada Jumat, 9 Desember 2022.

Menurutnya, upaya memerangi food waste tidak bisa dilakukan secara parsial.

Sehingga Bapanas perlu membangun sinergi lintas sektor, baik antar kementerian atau lembaga terkait maupun dengan asosiasi yang bergerak di bidang pangan.

Kesembilan organisasi tersebut terdiri dari enam asosiasi dan tiga lembaga penggiat food waste.

Asosiasi yang tergabung adalah Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPI), Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), dan Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).

Sedangkan lembaga penggiat food waste yang bergabung adalah Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (Gapmmi), Foodbank of Indonesia (FOI), Foodcycle Indonesia, dan Yayasan Surplus Peduli Pangan.

“Saya meyakini, di negara ini banyak individu, organisasi, dan institusi yang ingin bergerak untuk mengurangi sampah makanan, maka dari itu, hari ini kita kumpulkan dan satukan dalam kerja sama ini,” kata dia.

Menurut Arief, kerja sama tersebut merupakan progres yang baik dalam skema penanggulangan food waste di Indonesia.

Pasalnya food waste menjadi perhatian serius negara-negara di dunia termasuk Indonesia.

Ia menyebutkan penanganan food waste yang baik dapat sekaligus mengentaskan 74 kabupaten dan kota yang rentan rawan pangan di Indonesia.

Program yang dijalankan melindungi penyediaan, pengumpulan, penyortiran, pengolahan, dan penyaluran pangan yang berpotensi food waste.

Kemudian dilaksanakan juga penyediaan platform penyelamatan food waste, penyediaan data dan/atau informasi, serta sosialisasi dan advokasi Gerakan Pencegahan Food Waste.

“Kami juga melakukan pemanfaatan mobil logistik pangan dan food truck untuk menyelamatkan pangan, serta pembinaan, pengawasan dan pengendalian, serta pemantauan dan evaluasi,” ujar Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Nyoto Suwignyo.

Terkait penyediaan data, seluruh organisasi itu sepakat untuk menghimpun data jenis dan jumlah pangan yang berpotensi food waste serta waktu pengambilannya.

Informasi yang dihimpun juga mengenai pelaku usaha pangan yang menjadi mitra penyedia pangan yang berpotensi food waste, lokasi dan sasaran penerima manfaat, serta jumlah pangan berpotensi food waste yang diselamatkan.

Apabila Bapanas sudah memiliki big data yang baik tentang sumber dan potensi food waste, menurut dia, gerakan penanganan selanjutnya akan lebih terintegrasi dan sistematis.

Nyoto menuturkan pasca penandatangan kerja sama ini, akan dilakukan sosialisasi gerakan langsung kepada masyarakat yang dilaksanakan pada 20 Desember 2022.

“Semoga seluruh pihak dapat berpartisipasi aktif dalam menyukseskan gerakan ini,” ujarnya Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *